Kalau dulu ada istilah mulutmu harimaumu, sekarang ada istilah yang lain lagi, statusmu harimaumu. Jaman sekarang lebih baik berhati hati dengan media sosial. Media sosial dianggap orang untuk mengekspresikan kebebasan berpendapat, mengekspresikan sesuatu hal yang tidak bisa diungkapkan di dunia nyata.
Seorang pemuda di Samarinda babak belur dihajar massa karena mengeluarkan pernyataan yang dianggap menghina kota Samarinda. Anto (23) membuat status yang memicu kemarahan sejumlah warga. Padahal Anto sendiri juga bukan penduduk asli Samarinda, melainkan hanya pendatang yang mencari nafkah disana.
Staus ini menyebar dengan cepat ke banyak warga Samarinda dan memicu kemarahan warga. Salah seorang teman Facebook Anto yang tidak terima mengunggahnya ke akun Bubuhan Samarinda dan semakin memicu kemarahan warga.
Warga yang sudah terlanjur emosi ini mencari Anto di tempat kerjanya, sebuah tempat pencucian mobil di Jalan Cenderawasih, Samarinda. Anto yang kaget di datangi warga tidak bisa mengelak dan langsung dipukuli oleh warga hingga keningnya sobek. Keributan ini membuat salah seorang warga menelepon polisi untuk mengamankan tempat kejadian dan tidak bertambah parah.
Beruntung polisi datang tepat waktu dan mengamankan Anto ke Polsekta Samarinda sebelum keadaan menjadi lebih buruk lagi. Di Polsekta Samarinda Anto juga mengaku kalau memang benar ia menulis status yang bernada menghina itu. Dia sama sekali tidak menyangka kalau masalahnya akan menjadi sebesar dan sepanjang ini.
Mulai sekarang berhati hati ya di media sosial, walaupun disana kamu bebas menulis, tapi bukan berarti bebas iti diartikan se bebas bebasnya. Tetap ada aturannya kalau tidak mau menjadi seperti ini. Apalagi kalau kamu bukanlah asli penduduk kota itu. Berikan komentarmu!